Salah Motor, Mobil Pribadi atau Kendaraan Umum?

Minggu, 28 Oktober 2012




Jalanan ibu kota setiap hari semakin membuat pala kami pusing saja, keruwetannya disejumlah titik semakin tak teratasi dengan baik. Uniknya yang sering saya perhatikan ialah kondisi ketiga kendaraan yang membuat jalanan Jakarta semakin semerawut dan tak tertata dengan baik. Jumlah kendaraan yang semakin meningkat dari tahun-ketahun menyulap jalanan ibu kota semakin padat merayap,alhasil jarak tempuh dengan loksi kerja kadang memakan waktu yang cukup menjemukan ketika setiap hari kita harus dihadapkan dengan kemacetan.

Padatnya Kendaraan Bermotor 



Kendaraan beroda dua mungkin menjadi primadona saat ini di Jakarata, setiap harinya produksi motor bisa dibilang maju pesat dan alhasil jalanan ibu kota menjadi penuh sesak. Jumlah kecelakaan yang terjadi bagi pengguna sepeda motor juga terbilang tidaklah sedikit, hal ini pula yang menjadi perhatian pemerintah khususnya dalam mennggulangi jumlah pengguna sepeda motor. Berkat bodinya yang ramping motor juga bisa mayalip beberapa kendaraan besar seperti mobil dan bus dengan seenaknya. Jumlah kendaraan bermotor justru dirasakan semakin menambah kemacetan disejumah titik ibu kota. Meski pajak motor sudah dinaikan, namun tetap saja kendaraan ini tetap menjadi primadona. Nah loh… kalau sudah begini siapa yang disalahkan?.

Mobil Pribadi 


Coba kita bandingkan bagaiamana transportasi negara Indonesia dengan negara Jepang. Masih jauh sekali sama. Di Jepang mobil pribadi dibatasi dan kesadaran orang untuk menggunakan transportasi umum sangatlah tinggi. Kalau di Indonesia khususnya di Ibu kota jumlah pengguna kendaraan mobil pribadi jumlahnya pun tak kalah banyak dengan jumlah pengendara motor. Jika semua orang kaya menggunakan mobil, nah loh semakin banyak orang kaya semakin sumpek saja jalanan Jakarta, kalo sudah begini siapa yang disalahkan?. 

Kendaraan Umum 

Peminat kendaraan umum juga cukup diminati karena murah meriah. Meski murah meriah kendaraan ini cukup membuat jalanan Jakarta macet. Sebagai contoh kita bisa melihat bus umum atau metr yang beroperasi, kerapkali sopir yang melanggar lalu lintas sering ditemui dijalanan ibu kota, berhenti seenaknya dan melaju kencang tanpa melihat kanan kiri jalan. Kalo sudah begini mau bagaimana lagi,kita sebagai penumpang hanya  bisa pasrah asalkan tetap selamat sampai tujuan. Nah loh, kalo sudah begini siapa yang disalahkan?.
Lucu ya, Jakarta memang terasa ada yang kurang jika tidak macet. Kemacetan mungkin sudah  menjadi trade mark Jakarta yang masih melekat. Nah, ketiga kendaraan diatas seringkali membuat kita kesal atau dongkol dijalanan karena ulahnya. Kalau begini siapa yang disalahkan?. Entahlah, yang jelas untuk membangun situasi jalan ibu kota yang aman dan kondusif perlu adanya kesadaran masing-masing individu di di dalamnya. ^^ 

Sumber Gambar diambil dari: 
http://www.lensaindonesia.com/
http://www.pdk.or.id/
http://foto.news.viva.co.id/
 
 

0 komentar:

Posting Komentar